Kamis, 12 Desember 2013

The Power of Broken Home



Kita memiliki kekuatan pengalaman yang tidak dimiliki banyak orang, terlahir dari keluarga yang broken home bukanlah keinginan tapi ini sebagai suratan takdir. Inilah kehidupan, kehidupan yang berimbang karena ada kekuatan yang terselip di dalam diri. Semua orang tak memilih terlahir sebagai anak yang berasal dari broken home. Kala masa kecil ketakutan membanyangi tanpa arah saat Ayah dan Ibu bertengkar, saat mendengar orang tua saling mencaci maki, kita takut bukan karena apa, kita takut bila kasih sayang diantara orang tua itu hilang dan pergi.
Menjalin hari-hari tanpa peran seorang Ayah atau Ibu itu sangatlah pahit tapi mau tidak mau harus dihadapi, terasa getir namun mau bagaimana lagi hanya Tuhan yang paham yang tahu perasaan ini. Bungkam menjadi penyendiri bahkan tak jarang ada keramaian yang harmoni didalam diri sendiri. Tak ada yang tahu dan tak ada yang mau tahu tentang apa yang sedang makhluk kecil ini hadapi.
Bergulirnya waktu kita semakin tahu apakah itu cinta, kita merasa terlena bahkan terhanyut atas nama cinta dan menepis mengapa orang tua kita dapat mengakhiri cinta yang indah itu. Mereka tak hanya memiliki cinta tetapi juga  telah memiliki buah cinta tetapi mengapa tetap berpisah?
Cinta adalah kekuatan, cinta memiliki energi yang menyatu dengan hati seorang yang memiliki cinta tetapi sayangnya cinta tak bisa dipaksakan dan dibentuk, cinta itu alami. Kita tak dapat memaksakan orang tua tetap bersatu karena itu akan menyakitkan salah satu pihak atau keduanya. Tuhan lebih tahu ketimbang pikiran ini, pertimbangan Tuhan mengenai kehidupan kita, mengenai pengasahan hambaNya Ia amat paham.
Yang ku percaya, mengapa Tuhan melahirkan aku dari keluarga yang broken home? Itu semata-mata adalah pendewasaan diri ini karena pribadi kita dapat terbentuk dari sana, dan broken home memberikan kita banyak pelajaran, pelajaran kehidupan, pelajaran dalam keluarga, dan pelajaran untuk masa depan. Inilah yang ku maksud dari The Power Of Broken Home ada kekuatan yang terbentuk di dalam cinta orang tua kita yang terpisah. Kita semakin mengerti bahwa cinta tidak hanya masalah cinta, cintapun meliputi unsur kebahagiaan, kesadaran tidak saling menyalahkan, bahwa cinta harus menerima kekurangan pasangan, dan belajar menutupi kekurangannya dengan kelebihan kita, begitupun sebaliknya.
Tuhan anugerahkanlah cinta abadi, cinta yang mulia, cinta yang tulus dengan kesetiaan dan kesabaran bagi kehidupan kami, agar tidak terulang kembali apa yang terjadi dari cinta orang tua kami. Terima kasih Tuhan aku bangga terlahir dari keluarga seperti ini, dan aku terus belajar mengikhlaskan perceraian orang tua yang harus ku alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar