Kita memiliki kekuatan pengalaman
yang tidak dimiliki banyak orang, terlahir dari keluarga yang broken home
bukanlah keinginan tapi ini sebagai suratan takdir. Inilah kehidupan, kehidupan
yang berimbang karena ada kekuatan yang terselip di dalam diri. Semua orang tak
memilih terlahir sebagai anak yang berasal dari broken home. Kala masa kecil
ketakutan membanyangi tanpa arah saat Ayah dan Ibu bertengkar, saat mendengar
orang tua saling mencaci maki, kita takut bukan karena apa, kita takut bila
kasih sayang diantara orang tua itu hilang dan pergi.
Menjalin hari-hari tanpa peran
seorang Ayah atau Ibu itu sangatlah pahit tapi mau tidak mau harus dihadapi, terasa
getir namun mau bagaimana lagi hanya Tuhan yang paham yang tahu perasaan ini.
Bungkam menjadi penyendiri bahkan tak jarang ada keramaian yang harmoni didalam
diri sendiri. Tak ada yang tahu dan tak ada yang mau tahu tentang apa yang
sedang makhluk kecil ini hadapi.
Bergulirnya waktu kita semakin
tahu apakah itu cinta, kita merasa terlena bahkan terhanyut atas nama cinta dan
menepis mengapa orang tua kita dapat mengakhiri cinta yang indah itu. Mereka
tak hanya memiliki cinta tetapi juga
telah memiliki buah cinta tetapi mengapa tetap berpisah?
Cinta adalah kekuatan, cinta memiliki
energi yang menyatu dengan hati seorang yang memiliki cinta tetapi sayangnya
cinta tak bisa dipaksakan dan dibentuk, cinta itu alami. Kita tak dapat
memaksakan orang tua tetap bersatu karena itu akan menyakitkan salah satu pihak
atau keduanya. Tuhan lebih tahu ketimbang pikiran ini, pertimbangan Tuhan
mengenai kehidupan kita, mengenai pengasahan hambaNya Ia amat paham.
Yang ku percaya, mengapa Tuhan
melahirkan aku dari keluarga yang broken home? Itu semata-mata adalah
pendewasaan diri ini karena pribadi kita dapat terbentuk dari sana, dan broken
home memberikan kita banyak pelajaran, pelajaran kehidupan, pelajaran dalam
keluarga, dan pelajaran untuk masa depan. Inilah yang ku maksud dari The Power
Of Broken Home ada kekuatan yang terbentuk di dalam cinta orang tua kita yang
terpisah. Kita semakin mengerti bahwa cinta tidak hanya masalah cinta, cintapun
meliputi unsur kebahagiaan, kesadaran tidak saling menyalahkan, bahwa cinta
harus menerima kekurangan pasangan, dan belajar menutupi kekurangannya dengan kelebihan
kita, begitupun sebaliknya.
Tuhan anugerahkanlah cinta abadi,
cinta yang mulia, cinta yang tulus dengan kesetiaan dan kesabaran bagi
kehidupan kami, agar tidak terulang kembali apa yang terjadi dari cinta orang
tua kami. Terima kasih Tuhan aku bangga terlahir dari keluarga seperti ini, dan
aku terus belajar mengikhlaskan perceraian orang tua yang harus ku alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar