Setelah hibernasi dari lautan diri
yang dalam, mengitari setiap sisinya, agar aku lebih mengenal diri dan berharap
akan mengetahui kebenaran yang terbalut dalam kebaikan.
Pagi ini, di hari ini, ditemani oleh
kicauan burung di luar jendela kamar, adakah cinta yang melebihi cinta Tuhan
terhadap hambaNya. Terlalu lama diri ini
terlena oleh kemilau dunia yang aku kira ini menipuku. Namun apakah aku merugi?
Aku kira tidak, sebab aku yakin Tuhan ku itu Maha Baik dan Maha Penyayang.
Sejak aku mulai jatuh cinta aku mulai
belajar memahami apa makna dari cinta itu, dulu aku memaknai cinta itu dimana
kebahagiaan dan semua keinginan dapat ku
rasakan bersama seorang yang aku suka. Gejolak sebagai anak manusia yang masih
mencari jati diri waktu itu membuat banyak perubahan dalam kehidupan. Agar
terlihat tampan dan gentleman aku harus bertindak sebagai anak ABG yang tak
enggan bila menenggak minuman yang
sebenarnya dapat merusak masa muda ku, tak enggan bila melakukan maksiat, tak
enggan berbuat kasar terhadap orang tua, enteng saja langkah-langkah ku yang
menghancurkan banyak hati orang yang menyanyangi ku.
Tak tahu apa yang ada dipikiran ku
kala itu, yang aku tahu kini hal-hal kemarin adalah perbuatan yang salah untuk
ku teruskan. Jika ditarik benang merahnya bagi masa depan kelak adakah hal yang
bisa membuat ku menjadi manusia yang bersih setelah berlumuran kotoran di
perjalanan kemarin. Dalam benak ku masih terlintas sebuah nasihat “setiap
manusia pasti berdosa, dan sebaik-baiknya orang yang berdosa ialah yang
bertaubat” kurang lebih begitu penguat hati ku untuk saat ini. Pengalaman
kemarin mengajarkan aku satu hal ternyata dosa membuat seorang menjadi sadar
dan berdoa, berdoa untuk di tempatkan dijalan yang lurus, karena apa? Bagi ku agar manusia paham fitrahnya manusia adalah makhluk ciptaan yang pasti
melakukan kesalahan, melakukan dosa, melakukan kekeliruan.
Aku mulai belajar mencari cinta, di
dalam cinta ternyata ada harapan untuk bahagia. Mencintai manusia seringnya
berbuah kekecewaan, sedang tidak begitu jika mencintai Sang Pencipta Alam
Semesta. Ternyata cinta itu ada padaNya, kebahagiaan terletak pada saat kita
bisa bersyukur atas segala pemberianNya di dalam kehidupan. Tuhan tidak mengizinkan
kita untuk mendapat semua yang kita mau, namun Ia selalu mengizinkan kita untuk
selalu bersyukur. Aku kira bersyukur adalah pelengkap kehidupan dan
mencintaiNya adalah hal yang selalu berlebih dalam kekurangan kita sebagai
manusia.
Terima Kasih, Catatan Kecil Seorang Pendosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar